19 Juli 2009

KOK GITU, PAK PRESIDENKU..?


Pak Presiden, khusus kubuat tulisan ini tidak untuk maksud kau mendengar celotehku, tidak pula untuk kudengar penjelasanmu atasnya, juga tak untuk ikut cari popularitas seperti layaknya Prita. Tapi Pak Presiden, tulisan semata sebagai ungkapan spontan seorang anak bangsa yang tak habis fikir melihat pemimpinnya terlihat begitu emosional, out fokus, dalam menyikapi kasus peledakan bom yang kami semua anak bangsa juga ikut sedih lagi prihatin karenanya.

Pada awalnya bicaramu lurus, fokus lagi simpati, ungkapkan rasa prihatin atas bencana yang kembali terulang ini, ikut berduka atas mereka yang menjadi korban dan mengutuk sekeras-kerasnya pada pelaku durjana ini. Kami anak bangsa tekun mendengarkan. Tapi setelahnya, bicaramu melebar, menebar tuduhan tak kuat berdasar, menyuntikkan rasa syak wasangka dan saling curiga antarkami sesama anak bangsa. Maaf, saya kecewa dibuatnya.

Tak semestinya, kedukaan kita sebagai bangsa ini makin dibuat keruh suasananya. Menggunakan dasar kerja intelejen, engkau Presidenku, mengaitkan peristiwa ledakan ini pada masalah politik, mencurigai kekuatan kalah dalam pemilihan presiden, sampai menghanyutkan fikiran kami yang khusyuk mendengarkan pada kemungkinan adanya kekuatan yang ingin menggagalkan pelantikanmu. Menurut saya, itu tudingan prematur. Andai aku dalam posisimu, takkan pernah kulakukan itu.

Ada apa dengamu, Pak Presidenku..? Sebagai anak bangsa, saya mengajakmu lebih berfikir jernih. Jika benar bukti-bukti yang kau tunjukkan sebagai petunjuk, tentulah itu dasar bukti kuat mengungkap kebenaran atas semuanya. Andai benar foto-foto itu gambaran prilaku terencana pembuat bencana dan bertujuan menghabisimu, mengapa tak kau perintahkan saja intelejenmu menangkap mereka, periksa dan jika terbukti hukumlah mereka, karena nama keamanan negara, engkau memiliki kekuasaan untuk itu.

Jangan kamu buat kami bertanya, jangan kau buat kami saling curiga, jangan kamu buat kami tercebur dalam lautan fitnah. Karena itu tak baik. Buatlah kami percaya bahwa dengamu semua masalah ini akan terselesaikan, buatlah mereka yang ditinggal keluarganya menjadi tenang dalam kesabaran menunggu kerja pihak kepolisian, buatkan arwah mereka yang pergi menjadi korban damai dalam kuburnya. Kita sebagai bangsa bukan sekali menerima cobaan ini, sudah berkali-kali, sudah tak terhitung jumlah korbannya, maka kita mesti banyak belajar dari semua itu. Semoga kita jadi bangsa yang makin dewasa. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar